Tahun Politik (Percobaan)

Karena ini Tahun Politik Indonesia sekaligus Tahun World Cup…maka tahun ini adalah tahun yang mendebarkan sejak tahun 1998 silam….saya mau nulis status2 Politik aaahhh…nah…sekarang soal PDIP

Ketika PDI-P memilih untuk menjadi Partai “Oposisi” pada tahun 2004, hasil positifnya terlihat 10 tahun kemudian. PDI-P menjelma kembali bagai di era reformasi 15 tahun silam…Nampaknya, walau Megawati sekarang sudah bergeser menjadi Tokoh Besar di balik layar, peta politik Indonesia sebagian besar akan dipengaruhi “perintah dan arahannya”. Seram sekali bukan? Jokowi adalah Lakon andalannya…

Partai-partai nampaknya mulai bergeser untuk “merapat” ke PDI-P…aggghh termasuk PKS katanya, ekstrim bukan? Padahal dulu para kader mereka anti-habies sama yang namanya Megawati dan Pemimpin Perempuan. Bahkan Anies Baswedan punya gelagat untuk mendekati Jokowi. Lihat saja komentar-komentar beliau di beberapa kabar berita. Bahkan di sela-sela rangkain konvensi PD pun, tetap berkomentar tentang Jokowi. Juga terlihat di acara Mata Najwa. Hayoooo Pak Anies genit… hahahaha…

Tahun 2009 dulu saya bingung, kenapa jagoan saya, JK kalah telak dan lebih bingung lagi kenapa Megawati tetap memiliki suara yang cukup tinggi dibandingkan yang lain. Entahlah, terlepas mungkin cara-cara politik mereka di level bawah yang kemungkinan gak bersih-bersih amat, namun, dari Partai ini muncul tokoh-tokoh pemimpin lokal yang disegani…mungkin ada sebuah sistem di dalam partai ini yang tetap mampu menancapkan loyalitas terhadap Partainya.

Bukti: almarhum Pak’de saya, adalah rakyat biasa yang loyalitasnya teruji buat partai ini bahkan menembu jaman orba sekalipun bersebrangan dengan saudar-saudaranya yang mengikuti tren orde baru ala Soeharto. Teringat di 15 tahun yang lalu, dia bercerita bagaimana dia memilih partai PDI, meski dia orang di sekitarnya banyak memilih Golkar. Saya pernah suatu kali didoktrin olehnya..”Golkar harusnya di jamam Reformasi Bubar saja, dosanya sudah terlalu banyak”. Saya yakin, Pak’de saya hingga meninggal tetap pendukung Megawati. Yaa sikap itu nampaknya karena kakek saya konon orang PNI di level kampung. Jika kampung saya adalah basis PNI, kampung tetangga saya basis PKI. Bapak saya? Seorang nasionalis campuran yang tidak pernah mengajarkan saya Politik dan memilih menjadi pegawai swasat dan wasit sepakbola. Mengajarkan saya untuk gemar bersepakbola.

Kesimpulan: antara PDI-P, tahun gunjang-gunjung Politik dan Sepak Bola ada keterkaitannya. Tahun 1998 PDI kuat karena saat itu ada World Cup 98. Saat ini tahun 2014 yang lebih tepat lagi tahunnya bersamaan dengan World Cup 2014, PDI-P kembali menjadi partai yang kuat. Mereka dengan sabar dalam 36 tahun di bayang-bayang Orba, masyak cuma 10 tahun di bawah bayang-bayang era reformasi (alias SBY) gak bisa sabar. Sekarang terbukti! Beruntungnya, Megawati cukup panjang umur. Nah, antara Pak’de saya yang pendukung PDI/PDI-P banget, berkorelasi dengan bapak saya yang mantan pemain sepak bola dan wasit sepak bola. Sepak bola dan PDI-P ternyata memiliki hubungan yang erat!

Saya bingung, kenapa kesimpulannya seperti ini?

Leave a comment